Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memaksa Pemerintah untuk merelokasi anggaran di daerah untuk pencegahan dan penanggulangannya. Pengalihan anggaran tersebut menyebabkan Pemerintah Daerah harus menghapus sejumlah program. Seperti di kabupaten Kapuas Hulu, relokasi anggaran tersebut memaksa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu memangkas anggaran pembinaan kebudayaan.
“Pandemi memang berakibat ke dana pemerintah, banyak tersedot untuk penanganannya. Termasuk bidang kebudayaan, dana pembinaan dipangkas tahun ini nihil pembinaan kebudayaan kita, ” ujar Itoni, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kapuas Hulu, Kamis (23/7/2020).
Itoni menuturkan kebudayaan berkaitan erat dengan kesukuan. Kapuas Hulu masyarakatnya majemuk, ada dari suku Dayak, Melayu, Thionghoa dan suku lainnya. Untuk Dayak, di Kapuas Hulu sebanyak 22 sub suku. “Kesukuan yang dominan di Bumi Uncak Kapuas memang Dayak dan Melayu,” ujarnya.
Itoni menjelaskan bahwa kebudayaan penting untuk diperhatikan karena merangkul berbagai sisi kehidupan. Mulai dari sosial hingga ekonomi. “Kebudayaan juga bisa membuat isu tersendiri yang dapat menjadi permasalahan sosial. Untuk itu kebudayaan ini penting sebetulnya untuk dibina,” terangnya.
Menurut Itoni, budaya hendaknya dimasukan untuk program prioritas pemerintah daerah. Budaya dan Pariwisata pengembangannya mesti sejalan. “Budaya diangkat, dilestarikan lalu di bukukan. Kemudian dipromosikan bersama pariwisata ini bisa jadi unggulan daerah, ” ujarnya.
Kebudayaan yang beragam di Kapuas Hulu perlu digiatkan melengkapi event di objek wisata. Disisi lain perlu juga aset-aset pendukung diadakan. “Kita bisa berkaca dari Danau Toba, Lombok dan Bali. Budaya menyatu dengan objek wisatanya, dikembangkan bersamaan dan menjadi potensi pendapatan bagi daerah. Kalau kita fokus kita juga bisa seperti itu, kita ada Danau Sentarum, ” tuntasnya. (yohanes)