Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Gunawan, S.Sos, menghadiri Rapat Koordinasi tentang tindaklanjut penanggulangan bencana banjir yang ada di wilayah Kalimantan Barat, Rabu (29/06/2022).
Rakor dihadiri oleh Kepala Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, kepala daerah dari beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Sintang, Melawi, Sanggau, Sekadau, Kapuas Hulu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalbar, kepala pelaksana BPBD sintang, kepala pelaksana BPBD Melawi, kepala pelaksana BPBD Sanggau, kepala pelaksana BPBD Sekadau, kepala pelaksana BPBD Kapuas Hulu serta kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalbar, kepala BMKG Provinsi Kalbar. Kegiatan rakor dibuka oleh Sekda Provinsi Kalimantan Barat dr. Harrison, M. Kes serta di dampingi staf ahli pembangunan ahli ekonomi Provinsi Kalbar di aula praja 1 kantor Gubernur Kalimantan Barat.
Sekda Provinsi Kalimantan Barat Bapak dr. Harrison, M. Kes menjelaskan kejadian banjir yang terjadi di tahun 2021 telah menyinta banyak perhatian dari pemerintah pusat terutama dari BNPB pemangku ditingkat pusat dan Provinsi Kalbar dimana tampak banjir tersebut dirasakan oleh 5 kabupaten yang berada di pesisir Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, persoalan banjir perlu mendapatkan perhatian dan kajian serius dalam penanganannya perlu adanya sinergitas, kolaborasi dalam master dokumen perencanaan mulai dari tingkat pusat sampai daerah yang melibatkan semua kementerian yang terkait seperti dijelaskan oleh kepala deputi bidang sistem dan strategi, Sekda Provinsi menegaskan hasil dari pertemuan ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya.
Dijelaskan oleh Kepala Dinas LH dan Kehutanan Provinsi Kalbar, banyaknya lahan lahan kritis serta pembukaan aktivitas pertambangan disinyalir sebagai penyebab banjir yang terjadi selama ini bahkan sehingga menyebabkan erosi dan sidimentasi sungai kapuas atau sungai lainnya bahkan dinas LH dan kehutanan Provinsi Kalbar punya peta sebaran lahan kritis yang bisa dikonversikan dengan tempat atau lokasi banjir yang terjadi selama ini, ujarnya.
Kepala BMKG menegaskan bahwa dari bulan Juli sampai Agustus perlu diwaspadai cuaca kurang bagus terutama tingginya curah hujan sampai dengan September nantinya kapuas hulu juga masuk dalam katagori dimaksud untuk kewaspadaan dalam menghadapi kondisi tersebut.
Harrison juga menyampaikan nantinya kegiatan ini akan dibentuk pokja tingkat provinsi sampai kabupaten dalam usaha penanggulangan bencana banjir nanti. tuntasnya.
Dalam Rakor ini semua peserta rapat juga menyampaikan usaha usaha atau langkah yang sudah dilakukan selama ini terkait usulan maupun hambatan terkait penanganan banjir terutama masalah pendanaan.