Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu melalui bidang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan Kecil mengikuti sosialisasi persiapan Validasi Nasional Satu Data Kelautan dan Perikanan Semester II tahun 2021 hari kedua, Selasa (8/3/2022) secara daring.
Kegiatan yang dilaksankaan oleh Pusat data, Statistik dan Informasi (Pusdatin KKP) Kementerian Kelautan Perikanan RI dalam rangka pelaksanaan validasi nasional satu data kelautan dan perikanan semester II tahun 2021 khususnya produksi perikanan tangkap.
Kegiatan ini diikuti oleh penanggungjawab (PIC) atau operator perikanan tankap Kanida Impung, SE dan backup validator Dinas Perikanan Kapuas Hulu Samali, S.Pi dan Kiki,S.Pd serta peserta pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota se Indonesia.
Menurut Impung, dari hasil data yang sudah di input dalam aplikasi satu data KKP untuk data produksi semester II tahun 2021 berdasarkan produksi Ikan sesuai alat tangkap. Adapun alat tangkap yang sering digunakan oleh nelayan di Kapuas Hulu rata-rata digunakan seperti Jaring Insang Hanyut, Jaring Insang Tetap, Serok, Anco, Rawai, Pancing, Serok , Jermal, Bubu, Jala Tebar, dan Pukat Labuh.
Dari berbagai alat tangkap di atas, maka dapat kita lihat bahwa alat yang paling banyak produksi tangkap adalah bubu di Kecamatan Selimbau. Yang kedua berdasarkan alat tangkap yang paling banyak produksinya adalah jaring insang hanyut yang berada di kecamatan Selimbau, untuk urutan ketiga berdasarkan alat tangkap adalah jala tebar, ke empat rawai dan urutan ke lima dengan alat tangkap jaring insang tetap dan yang paling sedikit produksinya berdasarkan alat tangkap adalah pukat labuh.
Berdasarkan produksi perikanan tangkap menurut alat tangkapnya, maka dapat kita lihat kecamatan Selimbau mendominasi hampir semua alat tangkap. Hal ini dikarenakan Selimbau berada pada wilayah Danau Sentarum yang penduduknya bermata pencairan sebagai nelayan, sedangkan Kecamatan yang lain berada pada Daerah penyangga.
