Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu melalui Seksi Gizi menyelenggarakan Workshop Peran Darma Wanita dalam rangka membantu pencegahan Stunting di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2020. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu selama 2 (dua) hari yakni Tanggal 25-26 November 2020.
Kasi Gizi Siti Wahdah, S.GZ, RD, M.P.H menyampaikan, kegiatan tersebut dalam rangka penguatan penggerakan dan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif terutama di desa lokus di Kabupaten Kapuas Hulu, khsusunya dalam upaya penurunan stunting.
Wahdah menjelaskan bahwa, stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun.
“Satu anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya. Namun masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa stunting adalah suatu masalah serius, hal ini dikarenakan belum banyak yang mengetahui penyebab, dampak dan pencegahannya,” ungkap Wahdah.
Dijelaskan Wahdah, stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya. Bahkan secara jangka panjang, stunting dapat mengakibatkan kerugian ekonomi.
Lebih lanjut Wahdah menjelaskan, penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab langsung dan tidak langsung. Mengacu pada The Conceptual Framework of the Determinants of Child Undernutrition. The Underlying Drivers of Malnutrition’o, dan Faktor Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia. 7 penyebab langsung masalah gizi pada anak, termasuk stunting, adalah konsumsi makanan dan status infeksi.
“Adapun penyebab tidak langsung meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh pemberian ASI MP ASI, pola asuh psikososial, penyediaan MP ASI, kebersihan dan sanitasi, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Intervensi terhadap penyebab langsung dan tidak langsung tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi,” papar Wahdah.
Ditambahkannya, pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting.
“Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan melibatkan kaum perempuan dalam hal perbaikan Pola asuh anak,” jelas Wahdah.
Oleh karenanya, Wahdah berharap melalui kegiatan tersebut, terwujudnya komitmen peserta dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2020.
“Kemudian terbangunnya komitmen dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting,” harapnya.
Maka, lanjut Wahdah, workshop itu sangat penting, dalam rangka meningkatkan pengetahuan perserta akan masalah gizi pada balita dan pentingnya pencegahan terhadap stunting.
Kegiatan workshop dihadiri PKK, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Bunda PAUD di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.