Kabupaten Kapuas Hulu memiliki sungai besar yang melintasi hampir di seluruh wilayah kabupaten dari hulu sampai hilir yaitu Sungai Kapuas. Sepanjang Sungai Kapuas terdapat lokasi permukaan penduduk dan perkampungan. Hal tersebut dikarenakan di sepanjang Sungai Kapuas tersebut merupakan tanah yang subur, tempat untuk mencari nafkah berupa ikan dengan mengunakan keramba, memancing, menjala maupun memasang pukat.
Akan tetapi, tinggal di pinggiran Sungai Kapuas juga mempunyai resiko tersendiri berupa banjir. Seperti halnya yang terjadi beberapa hari pada sejak tanggal 14 September 2020 lalu. Dengan curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini menyebabkan banjir yang cukup besar melebihi banjir yang terjadi pada tahun 2010.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu Drs. H. Iwan Setiawan, M.Si. pada tahun ini banjir juga dialami oleh masyarakat di lokasi Transmigrasi UPT XIX Keliling semulung Desa Kirin Nangka Kecamatan Embaloh Hilir. Berdasarkan laporan Ketua Organisasi UPT XIX Keliling Semulung kepada Kepala Dinas bahwa Ketinggian air banjir berkisar antara 150 sampai dengan 220 sentimeter. Untuk penempatan 2013 (105 rumah) seluruh rumah terendam banjir lebih dari 80 cm, penempatan 2015 (95 rumah) banjir hanya menggenang di luar rumah sampai balok keep, Sedangkan penempatan 2016 (50 rumah) air masuk kedalam 3 rumah warga (15-80 cm) dan selebihnya hanya diluar rumah. Seluruh lahan pekarangan, lahan usaha, fasilitas umum, PLTS Komunal dan fasilitas peribadatan terendam banjir. Berkaitan dengan banjir yang melanda, khususnya di UPT XIX Keliling Semulung, warga melalui Ketua Organisasi menyampaikan permohonan bantuan berupa paket sembako, perbaikan PLTS Komunal dan benih tanaman pangan dan hortikultura. Permohonan bantuan tersebut sudah ditindaklanjuti dengan menyurati Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI di Jakarta, pungkasnya.
Keterangan redaksi: foto diambil sebelum terjadi puncaknya banjir
