(Penulis: dr. Mas Agung Ginanjar, M.Sc, Sp.A., dr. Utama Hadiputra)
Coronavirus (CoV) merupakan suatu penyakit yang perlu diwaspadai dan penyebarannya saat ini terdapat di beberapa negara. Coronavirus (CoV) memiliki gejala ringan sampai berat yang disebabkan oleh dua jenis coronavirus; Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya oleh manusia.
Virus tersebut ditularkan antara hewan dan manusia, dan pada penelitian disebutkan SARS-CoV ditransmisikan melalui kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia.
WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019.
Coronavirus jenis baru (novel coronavirus, 2019-nCoV) diidentifikasi sebagai penyebab pneumonia yang terjadi di Wuhan pada tanggal 7 Januari 2020.
Penyebaran jumlah kasus 2019-nCoV berlangsung cepat dan menyebar keluar wilayah Wuhan dan wilayah lain. Kasus 2019-nCoV secara global terkonfirmasi sebanyak 1.320 kasus di 10 negara dengan 41 kematian. Kematian ditemukan di China, Jepang, Thailand, USA, Nepal, Singapura, Prancis dan Australia.
Manifestasi klinis muncul mulai 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut, seperti demam, batuk, dan sesak nafas.
Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian. Hasil rontgen ditemukan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Penularan kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja atau mengunjungi pasar grosir makanan laut Huanan. Sampai saat ini penyebab penularan belum diketahui secara pasti.
Faktor risiko pada kasus ini adalah riwayat berkunjung ke China atau wilayah/negara yan terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala dan kontak dengan penderita yang terkonfirmasi 2019-nCoV.
Penegakan diagnosis dilakukan dengan pengambilan 3 jenis spesimen dari saluran napas bagian atas, saluran napas bagian bawah, dan serum pada penderita.
Pengobatan berifat suportif sesuai dengan gejala yang ada dan pemberian vaksin pneumonia yang disebabkan mikroorganisme yang lain. Vaksin khusus 2019-nCoV saat ini belum tersedia.
Pencegahan penyebaran infeksi 2019-nCoV dengan cara mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur sampai matang, hindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Diharapkan setiap masyarakat sadar akan pentingnya pengetahuan penyakit dan penyebaran infeksi coronavirus. Apabila memiliki gejala klinis seperti di atas, riwayat berkunjung dan mempunyai riwayat kontak dengan orang dari Wuhan, China langsung memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
Sumber:
- Kemenkes RI., Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV), Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Januari 2020