Keberadaan dan status tenun sidan saat ini sedang menjadi perdebatan dengan adanya klaim dari negara tetangga (detiknews,30-12-2020). Akan tetapi menurut Kepala Bidang Perindustrian Hasnul Shabri, S.P., M.Sc. bahwa sebenarnya tenun sidan yang dipakai oleh negara tetangga 90% berasal dari produk pengrajin tenun sidan Kapuas Hulu (Indonesia) terutama kecamatan yang berbatasan langsung dengan negeri tetangga tersebut meliputi Kecamatan Puring Kencana, Badau, Batang Lupar, Putussibau Utara, dan Embaloh Hulu.
Tenun sidan digunakan dalam acara adat Dayak Iban dan biasanya dilengkapi dengan aksesoris, pernak Pernik lain terbuat dari logam (sogo). Lanjut Enol saat diwawancarai kontributor Disnakerintrans (5/1/2021),
Tenun sidan terbanyak diproduksi oleh IKM tenun sidan yang berada di Desa Kantuk asam Kecamatan Puring Kencana. Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terutama adanya klaim dari negara tetangga, tenun sidan Dayak Iban tersebut mempunyai motif/corak khas yang belum ada di negara lain. Selain itu Disnakerintrans melalui Bidang Perindustrian akan lebih intensif dalam melakukan pembinaan terhadap IKM tenun sidan.
Enol mengatakan Pemerintah akan berupaya untuk tetap mempertahankan tenun sidan sebagai produk khas budaya (Kapuas Hulu) Indonesia, walaupun pemasaran produknya lebih dominan ke Negeri Jiran Malaysia. “Bagaimanapun Malaysia merupakan pangsa pasar yang mendominasi dan menjanjikan bagi para pengrajin, apalagi harganya relatif lebih tinggi dibanding pasar dalam negeri. Disnakerintrans akan mencoba menggandeng alternatif pemasaran melalui Ecomers (aplikasi online), tutup Kabid perindustrian”. pungkasnya.
