Kepala Bidang Pariwisata Dan Ekonomi Kereatif, Dinas Kepemudaan Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu, Drs. Agus Triyono mengatakan, saat ini ada 40 pemandu wisata yang dibina oleh pihaknya. Menurutnya pemandu wisata harus bisa berbahasa asing, minimal 3 bahasa. “Hanya saja pemandu wisata yang kita bina masih sulit berkomunikasi dalam bahasa asing,” katanya saat ditemui di kantornya, Putussibau Utara, Kapuas Hulu, Selasa (1/12/2020).
Agus menjelaskan pihaknya berencana akan melatih para pemandu untuk bererkomunikasi bahasa asing, apabila anggaran memungkinkan. “Jika ada angaran kami akan melatih pemandu untuk berbahasa asing,” jelasnya.
Agus menjelaskan 40 pemandu yang dilatih sudah bisa memandu dan membuat paket-paket wisata. Namun Agus berharap setiap pemandu juga harus mengenal destinasi wisatanya, termasuk budayanya, kulinernya dan masyarakatnya. Pihaknya juga sudah membangun TIC (tourism imformation center) untuk pemandu. “Pemandu harus mengenali destinasi wisatanya” jelasnya.
Agus menjelaskan setiap tempat wisata yang tidak memiliki sertifikat tanda daftar usaha pariwisata atau izin, tidak boleh melakukan tarip di wisata. Menurutnya banyak destinasi wisata yang ada di Kapuas Hulu, namun yang dikembangkan haruslah yang memiliki infrastruktur akses yang mudah, memiliki amunitas, memiliki aparaksinya, itu yang dinilai untuk dijadikan unggulan. “Tidak boleh melakukan tarif di tempat wisata, kalo titak memiliki seterfikat tanda daptar usaha pariwisata atau izin,” jelasnya.
Untuk itu Agus juga mengatakan setiap destinasi wisata harus sudah punya kelompok pengelola wisata, kalau tidak begitu destinasi wisatanya tidak akan maju. Pengelola destinasi tempat wisata berperan untuk membuat lingkungan wisata lebih bersih, rapi dan tertata. “Setiap tempat destinasi wisata harus ada pengelola,” katanya.
Agus mengharapkan setiap tempat diestinasi wisata yang ada, dapat di kelola dengan baik. Lokasi wisata adalah modal dasar, tinggal dilengkapi kulinernya baik itu ikan, madu, atau komoditi lain, supaya objek wisata lebih menarik wisatawan. “Masyarakat sudah punya modal wisatanya tinggal dikelola,” ungkap Agus. (Yohanes)