Sobatkom Kapuas Hulu, beberapa waktu yang lalu warga Putussibau dan sekitarnya dihebohkan dengan isu percobaan penculikan anak yang terjadi di Kecamatan Putussibau Selatan. Kabar yang beredar dengan cepat ini tentunya membuat khawatir para orang tua, dan sampai dengan saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh kepolisian bersama aparat terkait untuk menelusuri kebenaran dari isu tersebut.
Nah sobatkom semua, kewaspadaan terhadap keamanan anggota keluarga tentunya menjadi prioritas bagi semua orang tua, namun jangan sampai kewaspadaan kita yang berlebihan menjadi petaka bagi orang lain. Contohnya isu percobaan penculikan kemarin yang memunculkan peredaran foto-foto para pelaku penculikan namun tidak jelas sumbernya/dirilis dari mana. Kemudian beredar kembali foto foto warga/pendatang di Putussibau yang menurut asumsi dari netizen mirip dengan foto foto pelaku penculikan tersebut. Apabila hal ini tidak disikapi dengan bijak oleh penerima informasi, tentunya dapat menjadi petaka bagi orang lain, seperti kejadian disalah satu kabupaten di Kalimantan Barat beberapa tahun yang lalu.
Untuk itu, kita perlu lebih bijak menyikapi informasi yang kita terima baik itu dari media social, obrolan masyarakat maupun text pesan. Istilah SARING sebelum SHARING perlu dibudayakan agar kita menjadi pengguna media social yang bijaksana atau smart netizen.
Berikut ini akan Minfo ulas beberapa tahapan bagaimana kita menyaring sebelum mensharing sebuah berita.
- Cek Kebenaran Informasi
Begitu mendapatkan informasi yang menjadi trending topic pada media social, jangan langsung gegabah. Jangan asal cepat sebar berita dan merasa paling up-date sementara berita dan info yang kita sebar hanya kelas junk info atau bahkan hoax. Cek Fakta dan Data informasi tersebut dari lembaga yang memiliki kapasitas penanganan isu/informasi tersebut. Contohnya Isu Penculikan, ini merupakan potensi kasus kriminal, maka pernyataan resmi dari Kepolisian atau aparat keamanan lainnya dapat mejadi rujukan. Selain itu, informasi dari surat kabar/media online yang memiliki kredibilitas jurnalistik terpercaya juga dapat dijadikan rujukan tambahan.
Apabila berita tersebut tidak benar atau Hoax, sebaiknya dibuang kelaut aja, namun apabila benar apakah perlu langsung kita sebar?? eits, tunggu dulu……ingat prinsip SARING sebelum SHARING, maka perlu kita lanjutkan pada saringan berikutnya.
- Manfaat Informasi.
Pilih yang paling manfaat dan memberikan nilai tambah baik bagi kita maupun pembaca. Nah Sobatkom Kapuas Hulu, bermanfaat atau tidaknya informasi menjadi saringan kita yang kedua. Konten informasi yang kita baca, perlu kita lihat kembali nilai manfaatnya. Jadilah Netizen yang kritis terhadap sebuah informasi, ambil manfaat dan nilai tambah dari informasi yang kita terima. Apabila informasi yang kita terima hanya sekelas Junk Info, baiknya dibuang kelaut juga.
- Perlu disebar atau tidak?
Seperti filosofi Teko “ apa yang keluar dari mulut teko, maka itulah isi teko tersebut”, perumpamaan ini dapat menggambarkan seperti apa diri kita dilihat dari perilaku bermedia social. Apakah kita seorang netizen yang gemar menshare berita berkualitas?atau kita lebih banyak menshare informasi/berita yang tidak ada manfaatnya, sehingga hanya akan memenuhkan beranda media social pengguna lainnya.
Ayoo, tunjukan isi tekomu,…jadilah Netizen yang selalu memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembacanya.
- Segera atau nanti?
Saringan selanjutnya terkait dengan waktu rilis informasi. Timing rilis informasi perlu kita lihat kembali, apakah informasi ini perlu segera atau tidak disebarluaskan. Apabila informasi yang kita peroleh memiliki batas waktu (contoh informasi pendaftaran berbatas waktu) maka jenis informasi seperti ini perlu segera kita sebar agar penerima manfaat informasi segera mengetahui. Ada juga beberapa informasi yang kita miliki apabila disebar pada saat yang tidak tepat dapat ikut memperkeruh suasana, maka perlu kita tahan dan tunggu kapan saatnya kita merilis informasi tersebut. Contohnya artikel yang sedang anda baca saat ini, apabila dibuat dan disebar pada awal awal isu percobaan penculikan terjadi, sementara aparat terkait masih mendalami isu tersebut, maka artikel ini dapat berpotensi memperkeruh suasana perdebatan dalam media social antara netizen yang pro dan netizen yang kontra dengan isu dimaksud.
“terkadang kita perlu mundur selangkah kebelakang, agar sudut pandang kita terhadap sebuah objek menjadi lebih luas, sehingga kita bisa lebih bijak menyikapi sebuah kejadian”.
- Sebarkanlah informasi positif
Apabila informasi yang kita terima ataupun kita buat telah melewati empat tahapan diatas, maka anda dapat dinobatkan sebagai pengguna social yang bijak J , jadilah aktifis media social yang selalu memberikan optimisme bagi para pembacanya.
Demikian artikel ini dibuat, semoga bermanfaat …….Salam Hangat, Minfo (Admin Kominfo) Kapuas Hulu.