Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kapuas Hulu melonjak drastis sejak dua tahun terakhir. Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kapuas Hulu berupaya mencari solusi akan permasalahan tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan pengelolaan cara membakar semak dan pepohonan.
Bupati Kapuas Hulu, AM Nasir SH mengatakan Karhutla bukan masalah baru, baik ditingkat Nasional dan daerah. Masalah ini upaya penanggulangan sudah ada, tinggal pemantapan saja.
“Sarana yang tidak ada, kita dilengkapi. Lalu singkronisasi dimatapkan untuk mengurangi Karhutla atau bahkan membuat tidak ada sama sekali Karhutla di Kapuas Hulu, ” tegas Bupati, Rabu (19/2/2020).
Apalagi, kata Bupati sudah ada alat untuk mengatur pembakaran lahan warga. Dari pengaturan itu ada juga manfaat dampak ekonomi. “Bakar lewat alat ini bisa sekaligus tambah pendapatan masyarakat,” paparnya.
Alat tersebut menghasilkan bahan cair, hasil pembakaran kayu dan semak. Harganya cukup tinggi, bahkan bisa jadi lebih prospek dari kratom apabila pemasarannya baik.
“Ini saya lihat alatnya simpel dan bisa dibuat besar, berapa meter. Harga perliter minyak dari pembakaran itu Rp 75 ribu. Ini bisa jadi harapan kalau pemasarannya jelas,” ujar Bupati.
Menurut Bupati, penerapan sistem bakar dengan alat tersebut masih tahap pengenalan. Kedepan harus disosialisasikan berjenjang ke seluruh masyarakat peladang.
“Ini kita terus sosialisasi berjenjang, tampilkan alat ini. Ini salah satu solusi yang beri dampak ekonomi ke masyarakat, tidak hanya melarang saja,” tuntasnya. (yohanes)