Laporan KIM Entugan Hulu
A.Hartawansyah Praniansyah
Informasi Suhaid. Pusat Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (P3M) sejak beberapa tahun terakhir terus menjadikan moringa atau kelor sebagai salah satu harapan komoditi yang menjadi kebutuhan pasar. Hal ini telah dibuktikan tidak hanya dalam penanaman yang terus menerus dilakukan di P3M, namun sudah memproduksi moringa jenis bubuk yang siap seduh bahkan juga tersedia bentuk kapsul. Karena yang kita ketahui bahwa umumnya moringa dikonsumsi dengan cara dimasak daun atau buahnya yang sudah masak.
Dilihat dari lensa nutrisi, daun moringa mengandung 27 persen protein dan mengandung semua jenis asam amino. Daun itu juga mengandung vitamin C yang tujuh kali lebih banyak dibanding jeruk, dan vitamin A empat kali lebih banyak dari wortel. Selain itu, kalsium yang terkandung dalam daun moringa empat kali lebih banyak dibanding produk-produk susu.
Moringa juga mengandung lebih banyak nutrisi dibanding bayam dan banyak digunakan untuk mengatasi kondisi plethora, seperti kurang gizi, peradangan kronis, penyakit kardiovaskular, diabetes, gastrointestinal, masalah hepatorenal, dan memperbaiki daya tahan tubuh. Moringa juga bisa menjadi bahan baku membuat kue, kerupuk bahkan jenis makanan lainnya.
Ditemui diruang produksi, Edo Soejarwo menuturkan bahwa moringa yang diprosuksi P3M siap untuk dipasarkan.
“Ini merupakan bukti apa yang pernah kita sampaikan tentang komitmen produksi moringa, mulai dari membuat kompos, penanaman, panen, ruang produksi juga telah disiapkan bahkan sudah produksi bubuk sampai kapsul dan kita siap masuk pasar, dan apabila pasar telah menerima maka kami siap menerima hasil panen moringa dari masyarakat tentunya sesuai SOP.” ungkapnya sembari menunjukkan bubuk dan kapsul moringa.