Esensial Apel Pagi sebagai Pembinaan Disiplin Pegawai

Facebook
Twitter
LinkedIn

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-saksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001:291).

Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para pegawai, bekerja sesuai dengan prosedur, dan sebagainya sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan produktivitasnya.

Di samping itu, metode pembinaan disiplin yang paling efektif yang sering diterapkan oleh instansi Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di seluruh pelosok Nusantara yaitu pelaksanaan Apel, baik Apel Pagi/masuk kerja maupun Apel Sore/pulang kerja.

Pelaksanaan apel menjadi salah satu kewajiban bagi seluruh pegawai karena apel menjadi salah satu indikator dan tolok ukur tingkat kedisiplinan pegawai. Selain itu, dengan adanya pelaksanaan apel, setiap pegawai dapat menanamkan jiwa kedisiplinannya untuk menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, setiap pegawai dapat mengatur waktu dan mengendalikan diri agar setiap pelaksanaan pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Oleh karena itu, bila pegawai tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performansi kerjanya di bawah standar.

Tindakan disiplin ini dapat berupa teguran-teguran (reprimands), skorsing (suspension), penurunan pangkat (reduction in rank) dan pemecatan (firing). Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengurangan anggaran atau kurangnya kerja.

Tindakan-tindakan indisipliner ini disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi (Gomes, 2000:232).

Ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi di antaranya:

  1. Kepemimpinan sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan. Pemimpin harus bisa memberikan contoh sikap disiplin yang baik, sehingga para bawahannya pun bersikap demikian.
  2. Motivasi Kerja Sikap mental manusia yang mendorong manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  3. Komunikasi adalah hubungan timbal balik antar manusia. Komunikasi antar bawahan dengan pimpinan akan semakin baik apabila tindakan disiplin pegawai semakin ditingkatkan.
  4. Lingkungan Kerja Disiplin kerja akan terwujud apabila keadaan lingkungan kerja yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan sikap disiplin yang baik pula dan produktivitas kerja pun akan tercapai.
  5. Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan menjadikan kecintaan pegawai terhadap pekerjaannya dan sikap disiplin tentu berjalan.
  6. Sanksi akan membuat para pegawai bersikap disiplin karena dengan adanya sanksi para pegawai akan merasa takut.

Berita Lainnya

info.kapuashulukab.go.id | develop by Diskominfotik Kapuas Hulu | © 2019  | Privacy Policy